Perempuan Bersayap Syurga

Read more

dibalik sangka

hari ini pulang mengajar, tidak tau..ada rasa yang tidak seperti biasanya.. lega..entah kenapa.. apa karena orang sekelilingku yang membuat hariku beda, ataukah karena aku yang membuat ini menjadi beda..??.... aku lega.. sesak dadaku tak memberikan pengaruh yang berarti dalam ketenangan ini.. aku yakin Engkau yang merencanakan hari ini untukku.. Alloh.. ukhibbuk..n_n,
Read more

Biografi Ringkas Imam Ibnul Jauzy Rahimahullah

Nama dan Nasabnya Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sad bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zuri ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Perjuangannya dalam Menuntut llmu Dia memiliki keinginan yang sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Tekad luar biasa dalam mengkaji dan menelaah sejak masih muda belia. Dia memulai perjalanan ilmiahnya pada usia tujuh tahun. Allah mengkaruniainya bakat melimpah yang ditopang dengan daya akal luas, pikiran cemerlang, daya hapal mengagumkan, dan energi yang luar biasa. Karena itu, tidak mengherankan jika dia ikut berpartisipasi aktif dalam berbagai lingkaran ilmiah para guru (syaikh) dengan semangat keras dan jiwa energis untuk menyembuhkan rasa haus dan memuaskan obsesinya terhadap ilmu pengetahuan. Sebab itu, dia menimba ilmu dari setiap ulama spesialis sehingga dia menjadi ahli dalam ilmu-ilmu Islam dan mempunyai andil besar dalam berbagai disiplin ilmu. Guru-gurunya Ibnu Qayyim telah berguru pada sejumlah ulama terkenal. Mereka inilah yang memiliki pengaruh dalam pembentukan pemikiran dan kematangan ilmiahnya. Inilah nama guru-guru Ibnu Qayyim. 1. Ayahnya Abu Bakr bin Ayyub (Qayyim al-Jauziyah) di mana Ibnu Qayyim mempelajari ilmu faraid. Ayahnya memiliki ilmu mendalam tentang faraid. 2. Imam al-Harran, Ismail bin Muhammad al-Farra, guru mazhab Hanbali di Dimasyq. Ibnu Qayyim belajar padanya ilmu faraid sebagai kelanjutan dari apa yang diperoleh dari ayahnya dan ilmu fikih. 3. Syarafuddin bin Taimiyyah, saudara Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah. Dia menguasai berbagai disiplin ilmu. 4. Badruddin bin Jamaah. Dia seorang imam masyhur yang bermazhab Syafii, memiliki beberapa karangan. 5. Ibnu Muflih, seorang imam masyhur yang bermazhab Hanbali. Ibnu Qayyim berkata tentang dia, "Tak seorang pun di bawah kolong langit ini yang mengetahui mazhab imam Ahmad selain Ibnu Muflih." 6. Imam al-Mazi, seorang imam yang bermazhab Syafii. Di samping itu, dia termasuk imam ahli hadits dan penghafal hadits generasi terakhir. 7. Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah Ahmad bin al-Halim bin Abdussalam an-Numairi. Dia memiliki pengaruh sangat besar dalam kematangan ilmu Ibnu Qayyim. Ibnu Qayyim menyertainya selama tujuh belas tahun, sejak dia menginjakkan kakinya di Dimasyq hingga wafat. Ibnu Qayyim mengikuti dan membela pendapat Ibnu Taimiyyah dalam beberapa masalah. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya penyiksaan yang menyakitkan dari orang-orang fanatik dan taklid kepada keduanya, sampai-sampai dia dan Ibnu Taimiyyah dijebloskan ke dalam penjara dan tidak dibebaskan kecuali setelah kematian Ibnu Taimiyyah. Disiplin llmunya Disiplin ilmu yang didalami dan dikuasainya hampir meliputi semua ilmu syariat dan ilmu alat. Ibnu Rajab, muridnya, mengatakan, "Dia pakar dalam tafsir dan tak tertandingi, ahli dalam bidang ushuluddin dan ilmu ini mencapai puncak di tangannya, ahli dalam fikih dan ushul fikih, ahli dalam bidang bahasa Arab dan memiliki kontribusi besar di dalamnya. Dia berkata juga, "Saya tidak melihat ada orang yang lebih luas ilmunya dan yang lebih mengetahui makna Al-Quran, Sunnah dan hakekat iman daripada Ibnu Qayyim. Dia tidak makshum tapi memang saya tidak melihat ada orang yang menyamainya." Ibnu Katsir berkata, "Dia mempelajari hadits dan sibuk dengan ilmu. Dia menguasai berbagai cabang ilmu, utamanya ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushuluddin, dan ushul fikih." Adz-Dzahabi berkata, "Dia mendalami hadits, matan dan perawinya. Dia menggeluti dan menganalisa ilmu fikih. Dia juga menggeluti dan memperkaya khasanah ilmu nahwu, ilmu ushuluddin, dan ushul fikih." Ibnu Hajar berkata, "Dia berhati teguh dan berilmu luas. Dia menguasai perbedaan pendapat para ulama dan mazhab-mazhab salaf." As-Suyuthi berkata, "Dia telah mengarang, berdebat, berijtihad dan menjadi salah satu ulama besar dalam bidang tafsir, hadits, fikih, ushuluddin, ushul fikih, dan bahasa Arab." Ibnu Tughri Burdi berkata, "Dia menguasai beberapa cabang ilmu, di antaranya tafsir, fikih, sastra dan tatabahasa Arab, hadits, ilmu-ilmu ushul dan furu. Dia telah mendampingi Syaikh Ibnu Taimiyyah sekembalinya dari Kairo tahun 712 H dan menyerap darinya banyak ilmu. Karena itu, dia menjadi salah satu tokoh zamannya dan memberikan manfaat kepada umat manusia." Murid-muridnya Manusia mengambil manfaat dari ilmu Ibnu Qayyim. Karena itu, dia memiliki beberapa murid yang menjadi ulama terkenal. Di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Al-Burhan Ibnu Qayyim. Dia adalah putra Burhanuddin Ibrahim, seorang ulama nahwu dan fikih yang mempuni. Dia belajar dari ayahnya. Dia telah berfatwa, mengajar, dan namanya dikenal. Metodenya sama dengan sang ayah. Dia memiliki keahlian dalam bidang tatabahasa Arab. Karena itu, dia menulis komentar atas kitab Alfiyah IbniMalik. Kitab komentar (syarh) itu dia namakan Irsyad al-Salik ila Halli Alfiyah Ibni Malik. 2. Ibnu Katsir. Dia adalah Ismail Imaduddin Abu al-Fida bin Umar bin Katsir ad-Dimasyqi asy-Syafii, seorang imam hafizh yang terkenal. 3. Ibnu Rajab. Dia adalah Abdurrahman Zainuddin Abu al-Faraj bin Ahmad bin Abdurrahman yang biasa digelar dengan Rajab al-Hanbali. Dia memiliki beberapa karangan yang bermanfaat. 4. Syarafuddin Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia adalah putra Abdullah bin Muhammad. Dia sangat brilian. Dia mengambil alih pengajaran setelah ayahnya wafat di ash- Shadriyah. 5. As-Subki. Dia adalah Ali Abdulkafi bin Ali bin Tammam as-Subki Taqiyuddin Abu al-Hasan. 6. Adz-Dzahabi. Dia adalah Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Qayimaz adz-Dzahabi at-Turkmani asy-Syafii. Dia adalah seorang imam, hafizh yang memiliki banyak karangan dalam hadits dan Iain-lain. 7. Ibnu Abdulhadi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah bin Ahmad bin Abdulhadi al-Hanbali. Dia adalah seorang hafizh yang kritis. 8. An-Nablisi. Dia adalah Muhammad Syamsuddin Abu Abdullah an-Nablisi al-Hanbali. Dia mempunyai beberapa karangan, di antaranya kitab Mukhtashar Thabaqat al-Hanabilah. 9. Al-Ghazi. Dia adalah Muhammad bin al-Khudhari al-Ghazi asy-Syafii. Nasabnya sampai kepada Zubair bin Awwam r.a. 10. Al-Fairuzabadi. Dia adalah Muhammad bin Yaqub al-Fairuzabadi asy-Syafii. Dia pengarang sebuah kamus dan karangan-karangan lain yang baik. Karya-karyanya Ibnu Qayyim adalah orang yang sangat banyak mengarang buku. Hal inilah yang menyebabkan inventarisasi karya-karyanya secara teliti menjadi sulit. Inilah daftar buku-buku karangannya yang diberikan para ulama. 1. Al-Ijtihad wa at-Taqlid. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Miftah Dar As-Saadah. 2. Ijtima al-Juyusy al-Islamiyah. Telah dicetak berulang kali. 3. Ahkam Ahl adz-Dzimmah. Telah dicetak dalam dua jilid yang ditahkik oleh Shubhi ash-Shalih. 4. Asma Muallafat Ibnu Taimiyyah. Sebuah disertasi yang diterbitkan atas tahkik Shalahuddin al-Minjid. 5. Ushul at-Tafsir. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Jala al-Afham. 6. Al-Alam bi Ittisa i Thuruq al-Ahkam. Dia menyebutkannya dalam kitab Ighatsah al-Luhfan. 7. Alam al-Muaqqi in an Rabb al-Alamin. Telah dicetak berulang kali dalam empat jilid. 8. Ighatsah al-Luhfan min Mashadir asy-Syaithan. Telah berkali-kali dicetak dalam dua jilid. 9. Ighatsah al-Luhfan fi Hukm Thalaq al-Ghadban. Sebuah disertasi yang telah dicetak atas tahkik Muhammad Jamaluddin al-Qasimi. 10. Iqtida adz-Dzikr bi Hushul al-Khair wa Dafi asy-Syar. Ash-Shufdi menyebutkannya dalam kitab al-Wafi bi al-Wafiat (11/271) dan Ibnu Tughri Burdi dalam kitab al-Manhal ash-Shafi 011/62), sebuah manuskrip. 11. Al-Amali al-Makkiyah. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Badaiu al- Fawaid. 12. Amtsal al-Quran. Telah tercetak. 13. Al-Ijaz. Pengarang kitab Kasyf azh-Zhunun (1/206) dan al-Baghdadi dalam kitab Hadiah al-Arifin (11/158) menisbahkannya kepada Ibnu Qayyim. 14. Badai al-Fawaid. Tercetak dalam dua jilid. 15. Buthlan al-Kimiya min Arbain Wajhan. Buku ini telah diisyaratkan oleh Ibnu Qayyim dalam buku Miftah Dar as-Sa adah. 16. Bayan al-Istidlal ala Buthlan Isytirath Muhallil as-Sibaq wa an-Nidhal. Kitab ini telah disebutkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Alam al-Muwaqqiin. Dan juga ash-Shufdi dalam kitab al-Wafi bi al-Wafiyat (11/271) dan Ibnu Rajab dalam kitab Dzail Thabaqat al-Hanabilah (11/450) telah menyebutkannya dengan nama ad-Dalil ala Istighnai al-Musabaqah an at- Tahlil. 17. At-Tibyan fi Aqsam al-Quran. Telah dicetak beberapa kali. 18. At-Tahbir lima Yahillu wa Yahrum min Libas al-Harir. Ibnu Qayyim menyebutkannya dalam kitab Zad al-Ma ad. 19. At-Tuhfah al-Makkiyah. Dia menyebutkannya dalam berbagai tempat dalam kitab Badai�u al-Fawaid. 20. Tuhfah al-Maududfi Ahkam al-Maulud. Telah dicetak berulang kali. 21. Tuhfah an-Nazilin bi Jiwar Rabb al-Alamin. Dia menyebutkannya dalam kitab Madarij as-Salikin. 22. Tadbir ar-Riasah fi al-Qawaid al-Hukmiyah bi adz-Dzaka wa al-Qarihah. Al- Baghdadi menyebutkannya dalam kitab al-Idhah al-Maknun fi adz-Dzail ala Kasyf azh-Zhunun (1/271). 23. At-Taliq ala al-Ahkam. Ibnu Qayyim mengisyaratkannya dalam kitab Jala al- Afham. 24. At-Tafsir al-Qayyim. Ini adalah tulisan terpisah-pisah dalam tafsir Syaikh Muhammad Uwais an-Nadawi dalam satu jilid. Tapi, dia tidak mencakup semua ucapan Ibnu Qayyim dalam tafsir. Namun, itu adalah suatu usaha yang patut mendapat pujian. Selain itu, di sana ada juga artikel atau tulisan tersendiri karya Ibnu Qayyim yang diambil dari buku dan karangan-karangannya. Misalnya kitab Bulugh as-Sulfi Aqdhiyatil-Rasulsaw. yang disarikan dari kitab Alam al-Muwaqqiin, Tafsir al-Fatihah dari kitabMadarijas-Salikin, Tafsir al-Muawwidzatain dari kitabBadaiul-Fawaid, ar-Risalah al-Qabriyahfi ar-Radd ala MunkiriAdzabil-QabrMinaz-Zanadiqah wal-Qadariyah dari kitab ar-Ruh. Sebagian orang tidak mampu membedakan antara Ibnu Qayyim al-Jauziyah dengan Ibnu al-Jauzi karena kemiripan nama. Kesalahan ini telah berakibat pada penisbahan beberapa kitab karya Ibnu al-Jauzi kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Kesalahan seperti itu terjadi karena kelalaian para penulis manuskrip atau karena perbuatan orang-orang yang sentimen terhadap Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Sebagai bukti adalah bahwa Ibnu al-Jauzi adalah Abdurrahman bin Ali al-Qursyi, wafat tahun 597 H. Meskipun dia adalah salah seorang ulama dari golongan Hanbali yang terkemuka dan banyak menulis, tapi dalam kajian masalah nama-nama dan sifat Allah SWT dia tidak mengikuti metode Imam Hanbal karena dia dalam hal ini menempuh metode takwil. Ini jelas bertentangan dengan metodologi Ibnu Qayyim sebab dia menempuh metode ulama salaf. Di antara buku yang dinisbahkan kepada Ibnu Qayyim, padahal sebenarnya itu adalah karya Ibnu al-Jauzi, adalah kitab Dafu Syubahit-Tasybih bi Akaffit-Tanzih. Kitab ini banyak memuat takwil yang keliru. Karena itu, dia terjerumus dalam tathil guna melepaskan diri dari noda tasybih (penyerupaan). Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah sehingga dia mengikuti langkah ulama salaf. Sebab itu, dia selamat dari noda tasybih dan bahaya takwil. Dia menempuh cara ulama salaf di mana dia hanya menetapkan apa yang ditetapkan Allah SWT untuk diri-Nya dan apa yang ditetapkan oleh Rasul-Nya tanpa melakukan penyimpangan, tasybih dan ta thil. Demikian pula kitab Akhbar an-Nisa. Kitab ini dinisbahkan kepada Ibnu Qayyim al-Jauziyah, padahal kitab ini dikenal sebagai karya Ibnu al-Jauzi. Wafatnya Kitab-kitab biografi sepakat bahwa Ibnu Qayyim al-Jauziyah wafat pada malam Kamis setelah azan Isya, tanggal 13 Rajab tahun 751H. Dia dishalati setelah shalat Zhuhur keesokan harinya di Mesjid al-Umawi, kemudian di Mesjid Jarah. Dan, dimakamkan di perkuburan al-Bab ash-Shaghir dekat makam ibunya di Damaskus.
Read more

di penghujung malamku

Ingin ku katakan pada semua orang...
TentangMu, tentang sayang...kasih sepanjang jalan...
Aku melihat kebelakang, ketika cerita i2 menjadi indah saat ini..aku bersyukur, Alloh tidak membiarkan aku melewati rentetan waktu i2 sendiri..ada Engkau,dia, dn mrk.
Read more

Jadi IKHWAN Jangan CENGENG

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk..
Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk..
Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut..
Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk..
Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic..
udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit..
Ke-GR-an tuh kalo ente melilit..
Kesehariannya malah jadi genit..
Jauh dari kaca jadi hal yang sulit..
Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah..
Rencana awal cuma kirim Tausyiah..
Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah..
Terselip mikir rencana walimah?
Tapi nggak berani karena terlalu wah!
Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Abis nonton film palestina semangat membara..
Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa..
Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara..
Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..
Ketemuan di mol yang banyak taman..
Emang sih nggak pegangan tangan..
Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan..
Oh romantisnya, dunia pun heran..
Kalo ketemu Murabbi atau binaan..
Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan?
Sama Allah? Nggak kepikiran..
Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir..
Buat beli tabloid bola nggak pake mikir..
Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir..
Suruh tenang dan berdzikir..
Malah tangan yang ketar-ketir..
Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah..
Malah nyari Aminah..
Aminah dapet, terus Walimah..
Dakwah pun hilang di hutan antah berantah..
Dakwah yang dulu kemanakah?
Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah..
Duh duh... Amanah Aminah..
Dakwah.. dakwah..
Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat..
Dicari yang mengkilat..
Kalo udah dapet ya tinggal sikat..
Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat..
"Assalammu'alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?"
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat ..
Akhwatnya terpikat..
Mau juga ditraktir secara cepat..
Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat...
yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT!
Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat..
badan goyang-goyang kayak ulat..
Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat..
Kasusnya sih kebanyakan yang 'gulat'..
Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat..
Duh.. maksiat.. maksiat...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Ilmu nggak seberapa hebat..
Udah mengatai Ustadz..
Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat..
Baca qur'an tajwid masih perlu banyak ralat..
Lho kok udah berani nuduh ustadz..
Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Status facebook tiap menit ganti..
Isinya tentang isi hati..
Buka-bukaan ngincer si wati..
Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..
Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri..
Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati..
Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan..
Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan..
Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian..
Kepala cenat-cenut kebingungan..
Oh kasihan.. Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman..
Makin bingung nyari teladan..
Teladannya bukan lagi idaman..
Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan..
Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian..
Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman..
Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakain dauroh alasannya segudang..
Semangat cuma pas diajak ke warung padang..
Atau maen game bola sampe begadang..
Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang..
Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang..
Duh.. berdendang...

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah..
Tapi jarang banget yang namanya tilawah..
Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah..
Hidup sekarang jadinya agak mewah..
Hidup mewah emang sah..
Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah..
Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah..
Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah..
Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah..
Anak baru dipandang dengan mata sebelah..
Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah..
Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah..
Lanjutin perjuangan saya yah...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo..
Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro..
Murabbi ikhlas dibikin melongo..
Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..
Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo..
Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..

Oh noo...

Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...
Jadi Ikhwan jangan cengeng...

Akhi... banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan..
Dimanapun harokahnya...

Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini..
Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm... Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan.. menahan dua kekecewaan... karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah...

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan..... dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan... tak ada kata-kata 'Jadilah..!' maka hal itu akan terjadi.. yang ada 'jadilah!' lalu kau bergerak untuk menjadikannya.. maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah... ilmu yang kau jadikan ia menjadi...

Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari..
Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama...?
Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..
Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
"Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu... Kuatkanlah ikatan kami..."

"Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu."

"Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar."

"Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu."

"Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka."

Aamiin Allahumma aamiin.

~~~
Tulisan ini diperuntukkan untuk yang merasa.. sama sepertiku yang juga merasa... Semoga dikuatkan.. Amiieenn...

Depok, 18 Maret 2010
Muhammad Maula Nurudin Al-haq

*Doa Rabithah di atas silahkan ditanggapi jika ada yang mau menanggapi..

Wallahu A'lam...
Read more

cahaya kalam teman aliyahku

Bismillah, alhamdulillah, wash sholatu was salam ala rasulillah…

Kawan, tarian  pena harus terbata tatkala dihadapkan dengan tema besar kepahlawanan. Catatan ini bukan paripurna, hanya mula dari cerita panjang mengenai sosok yang didamba…

Kawan, pemuda hari ini telah kehilangan ruh kepemudaannya. Padahal, ruh itulah yang akan menjelma menjadi jubah kepahlawanan. Pemuda hari ini miskin, bukan harta, tetapi cita- cita. Kebanyakan mereka fakir, bukan materi, tapi visi.

Hal itu karena mereka tidak mengenal lagi pekerjaan besar kehidupan.

Apakah Imam Syafiie salah ketika mengatakan kalau pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari? Ataukah Sukarno hanya mengigau kalau ia akan mengubah dunia dengan sepuluh pemuda? Entah…

Menjelang wafatnya, Rasulullah menunjuk Usamah bin Zaid, seorang pemuda 18 tahun untuk memimpin pasukan yang berisi para veteran dalam rangka  menyerang Syiria. Dalam konteks Muhammadiyah, kita lihat Kyai Dahlan di akhir 1800an. Saat umurnya baru 22 tahun, ia ditentang para kyai senior karena melakukan koreksi arah kiblat Masjid Gedhe Kraton Yogyakarta.

Di masa pergerakan bangsa ini, para pemuda mengambil takdir kepahlawanannya masing-masing. Semaun baru berumur 14 tahun tatkala memimpin 20.000 buruh untuk melakukan demo di Semarang. Sementara Natsir, Sukarno, Hatta dan Syahrir, umur mereka belum mencapai 20 tahun saat menggerakkan pemuda lainnya menggalang kekuatan politik dan sosial demi sebuah cita-cita bernama kemerdekaan.

Pertanyannya sekarang, dimanakah para pemuda yang mau untuk menempuh jalan kepahlawanannya? Tidak adakah Dahlan baru untuk kita? Dimanakah Natsir zaman ini? Ataukah memang masa telah mandul untuk melahirkan pahlawannya?

Kawan, kepahlawanan adalah takdir keagungan. Memang berat, tapi itulah harga kemuliaan.

Kalian harus tahu hal ini. Para pahlawan adalah manusia biasa. Mereka makan, minum dan tidur layaknya orang-orang. Mereka juga marah dan tertawa, bahkan menangis karena kehilangan orang yang dicintainya. Jadi mereka tidak terlahir sempurna. Lantas, apa bedanya?

Mereka menjalani keseharian dalam kesadaran. Visi mereka jauh. Mereka tidak hanyut dalam jebakan masyarakat yang melupakan keluhuran. Dada mereka bergemuruh karena rindu pada kemuliaan. Mereka mengalami kegetiran akibat hilangnya nilai-nilai ideal dalam kehidupan.

Dari jiwa yang merana, mereka selesaikan soal-soal harian. Mereka tidak lagi berkutat dengan masalah remeh dan rendah. Lalu mereka mengarahkan energi jiwa untuk menggarap tema besar kemanusiaan dan kehidupan. Sementara, orang biasa menghabiskan waktu untuk keseharian yang tak ada habisnya. Mereka memilih untuk menghempaskan takdir kepahlawanannya. Mereka mengkhianati kerinduan jiwa terhadap berkah kemuliaan.

Kawan, pahlawan terlahir dalam persengketaan. Kebanyakan mereka hadir saat perang besar berkecamuk. Namun, persengketaan tidak selalu berarti benturan fisik. Saling serang bersenjata memang klimaks. Tapi hakikat perang ada dalam ide (conseptual friction). Pahlawan datang tatkala haqq harus berhadapan muka dengan bathil.

Zaman terus bergulir dan pahlawan datang silih berganti. Begitu pula musuh ber-regenerasi dan mengubah diri. Pahlawan hari ini dihadapkan dengan 4 musuh besar yang menyengsarakan orang kebanyakan.

Empat musuh pahlawan hari ini adalah
kekerasan, ketidakjujuran, pemujaan pada kesenangan (hedonisme) , serta kecabulan-ketelanjangan (pornografi-pornoaksi).

Kawan, para pahlawan menangis melihat realitas yang diselimuti kerendahan. Mereka tercengang melihat manusia saling memaki, meneriaki dan menghabisi. Mereka kaget ketika ada ibu membunuh buah hatinya dan anak menikam ayahnya. Kenapa persaudaraan harus berakhir dalam anyir darah dan kematian?

Saling tipu menjadi kelumrahan. Tidak malu seorang mengatakan kalau jujur marakke ajur (menyebabkan kebinasaan). Seolah kebenaran menjadi sebab kesengsaraan. Mencontek sebagai bibit penipuan tidak kunjung dilenyapkan. Jangan kaget jika contekan bermetamorfosa menjadi korupsi uang negara. Demi perut beberapa gelintir orang, rakyat jelata menelan ludah dan kelaparan.

Belum lagi anak muda sekarang. Tidak ada dalam benak mereka selain pesta dan permainan. Kesenangan dipuja seperti tuhan dan dijadikan standar ukur kebenaran. Hedonisme menjelma menjadi agama baru.

Ketelanjangan dan kecabulan makin merebak. Tidak ada iklan tivi kecuali perempuan menjadi objeknya. Mengangkat tinggi celana adalah tren busana masa kini. Pemerkosaan yang merebak dianggap tidak ada kaitannya dengan ketelanjangan. Foto dan video porno diakses anak di bawah umur dengan leluasa.

Kawan, dua hal bersemayam dalam dada pahlawan. Yang pertama adalah cinta dan yang kedua adalah sabar.
Muhammad Iqbal benar tatkala mengatakan bahwa inti diri adalah jiwa dan cinta merupakan energi penggeraknya. Ibnul Qayyim juga tidak ragu menyebut bahwa cintalah penyebab Allah menciptakan alam atas dan alam bawah. Dan pahlawan, mereka bertindak karena cinta.

Tapi cinta dalam hati pahlawan bukanlah cinta biasa. Profil cinta mereka tinggi. Mereka tidak mengidamkan kecuali keluhuran. Bukan kemasyhuran, kekayaan maupun kesenangan. Para pahlawan mencari kedamaian dalam kebenaran. Dan kedamaian itulah yang harus dibayar dengan keperihan.

Tidak ada cinta tanpa pengorbanan. Mencintai kelembutan berarti melawan pengobar kekerasan. Mencintai kejujuran berarti berhadapan dengan pelaku penipuan. Mencintai kesederhanaan berarti disingkirkan oleh pemuja kesenangan. Mencintai kehormatan berarti dianggap aneh oleh pendukung ketelanjangan. Semua itu membersitkan luka dan keperihan.

Tapi pahlawan bertindak dalam kesadaran. Mereka tahu kosekuensi cinta mereka. Tapi cinta menguatkan mereka.

Pahlawan tahu bahwa karena cinta, burung pipit menjelma menjadi simurgh yang mengangkasa.

Dan dari cinta pula, mekar sifat kedua yang menghujam dalam dada. Sabar, sebagai mahkota segala kebajikan, adalah etos kepahlawanan.

Karena sabar, keberanian tidak meredup dalam kepengecutan. Karena sabar, kezuhudan tidak hanyut dalam kemewahan. Karena sabar, kesucian tidak hilang diterpa kerendahan. Dan karena sabar, kelembutan tidak bergeser menjadi kekasaran.

Kawan, tulisan harus terhenti karena tema kepahlawanan bagaikan taman bunga yang begitu menakjubkan. Keterpesonaan seringkali harus berakhir dalam lisan yang kata-katanya tercekat dan penuh kekaburan.
Pilihlah jalan dan takdir kepahlawananmu, karena ia adalah tanggung jawab kehidupan.

Dan sesungguhnya hanya Allah muara kebenaran dan hanya Ia tempat meminta pertolongan…

(sempat ditampilkan di majalah al-manar edisi idul adha 2010)
Read more

qurrota a'yun


10 maret 2011
      Wahai jiwa2 yang tenang..damailah dalam cinta, ketaatan, ketawadzukan, kerelaan, kesabaran, dan rasa syukur…
Mencoba mengeja apa yang sebenarnya ada di fikiranku waktu itu dan saat ini…
Kembali mengajar salah satu caraku untuk penjagaan diri. Aku teringat, ketika semua keputusan telah aku pilih..Dan ketentuan Alloh menjelaskan kepadaku tentang ketidak pastian..hmm,,cukuplah itu sebagai pelajaran berharga untukku..pelengkap cerita tiap episode kehidupanku..
Aku bingung, ketika ada yang menanyakan status sosialku..
Apakah dengan begitu mereka akan lebih bisa mengenal seseorang?? Atau dengan begitu, mereka mulai menentukan sikap?? Bagaimana bersikap dengan seorang pengajar?pegawai? pelajar?pengusaha?pengangguran?
Apakah dengan status sosial yang seperti itu aku dikenal?
Aku tidak peduli, mereka menganggapku siapa, aku tetap menjalani keseharianku sebagai seorang pengajar, pembelajar, pegawai, pedagang atau bahkan pengangguran menurut mereka, dengan berfikir dan usaha…bukan sikap acuh, yang tentu mereka tak ingin tau tentang hal ini..
Aku berusaha menikmati keseharianku sebagai seorang pengajar. Bersama dengan anak2, adalah salah satu caraku menghibur diri. Anak2ku, mereka bersikap jujur, mereka menyampaikan apa saja yang mereka rasakan. Tak ada yang tertahan. Hal yang menarik buat mereka adalah jajanan dan mainan. Itu motivasi terbesar mereka untuk mau berteman dan melakukan sesuatu. Aku nyaman bersama mereka, walaupun terkadang terdapat anak yang tidak bisa diatur, dan punya kecenderungan kurang baik..namun itu tidak mengurangi rasa bahagiaku  ketika bersama mereka..
Ketika melihat mereka mengeja huruf hijaiyyah, dengan terbata-bata, kemudian melihatku, tatapannya seolah ingin memintaku untuk memberi tau, (ustazah itu huruf apa?)..membuatku sangat menyayangi mereka. Membersamai mereka menghafal surat pendek, asmaul husna, nama2 surat, hadist, doa, dan bernyanyi, itu hal yang mengesankan bagiku. Ada yang cedal, salah lafal, ada yang bertanya mencela, keji, itu apa, dan sebagainya, itu hal yang mengesankan bagiku. Mereka punya banyak keunikan yang sering membuatku tak bisa menahan tawa…
berjoget ala Michael Jackson waktu senam sehat…
bibirnya manyun waktu di godain temennya…
menyembunyikan mainan dibalik badannya, agar tidak ketahuan olehku kalau sedang membawa mainan temannya…
pecinta kipas angin, diminta cerita..dia bercerita membeli kipas angin Pnsc bersama bapaknya. Di minta menggambar bebas, dia menggambar kipas angin. Waktu yang lain mengikuti rutinitas jurnal pagi, dia mengambil kursi dekat kipas angin…tangannya muter2 seperti kipas angin. Di minta menulis huruf menggunakan buku kotak, dia menggambar kipas angin…tetapi ketika aku Tanya nama2 surat, hafalannya lebih banyak dari teman yang lainnya..qiroatinya jauh meninggalkan teman2nya.anak ini yang memanggilku ustadzah nuyul. Memang anak ini tidak bisa bilang ‘r’. Kosakata kromo inggilnya mungkin lebih banyak anak ini di banding aku..dia pintar berbahasa kromo inggil.
bersama mereka aku belajar…disamping semua kebahagiaan itu, ada 2 hal yang aku khawatirkan…
1. aku tidak sengaja memberi contoh yang tidak baik
2. aku tidak bisa mengatasi anak yang mempunyai kecenderungan sering berbuat buruk dan mempengaruhi teman yang lainnya
 Sebelum berangkat, energy terbesarku untuk melangkahkan kaki sebagai seorang pengajar, dan mereda kekhawatiranku itu adalah dengan do’a ibu. Ibu akan selalu tulus memberi. Dan aku akan terus belajar…mereka guru2 kecilku, yang menilaiku apa adanya…semoga niatku untuk selalu mencari lingkungan yang baik ini selalu Alloh jaga..amin..
Read more

ketika diam

Dalam diam, aku menyalahkan diri sendiri..selalu dan selalu...
Aku telah berbuat tidak adil terhadap diriku sendiri.
Aku tidak bisa mengartikan sikap itu, tatapan itu...kenapa selalu seperti ini, dari dulu...
Alloh penggenggam hatiku, jaga selalu aku yang tak pernah mengerti apapun tentang dirinya sendiri...ketika berusaha membela diri dari aku, selalu ada yang tertahan dalam keinginanku,,aku hanya bisa kembali..dan kembali terdiam...menyalahkan diri sendiri...siapa yang mampu membelaku??hanya satu harapanku,
Alloh...
Engkau yang selalu hadir di setiap keterpurukanku...Sandaran yang takkan pernah rapuh...
Read more

aku dan MBS

Read more

MBS dalam Romadhon..


1 Rhomadhon 1431H
Semoga Romadhon kali ini benar2 menjadi berkah untuk keluargaku,orang2 terkasih,muslim sedunia…dan…aku.
Amin...
Bulan yang selalu kutunggu tiap tahunnya,
Kali ini, bukan hanya rasa rindu itu yang aku rasakan..tetapi ada perasaan lain juga yang membuatku malu..
Rasa malu, dan rasa brsalah..
Dalam perenunganku,selalu berujung pada rasa bersalahku..
Ada amanah yang belum aku penuhi..
Ada kesadaran yang aku abaikan..
Ada banyak kesalahan yang seharusnya tidak aku lakukan..
Semoga Rhomadhon kali ini menjadi kekuatan baru untukku..melebur semua kesalahanku,dan benteng buatku……

Tarawih pertama kali ini, tak sehangat biasanya. Aku khawatir, ini karena dosaku..
Aku merasa tersindir sekali dengan kalam Alloh “fasanuyassiruhu lil’usro..” (maka akan kami siapkan jalan yang sukar…)
Aku merasakan kesulitan itu,, kesulitan merasakan kehangatan dalam ibadah-ibadahku..
 Rindu Sang Kekasih
2 Romadhon 1431 H
Malam ini, kubaca kembali tentang rokaat tarawih. Karena ada perbedaan pendapat masalah ini, aku ingin meyakinkan kembali..
Kata Ibnu Taimiyah, jumlah rakaat tarawih tidak ada ketentuannya…mengikuti waktu Qiyamnya…Jika madzhab Syafi’I, Abu Hanifah, dan Ahmad  20 rokaat,madzhab malik, 36 rokaat atau 13, atau 11..
3 Rhomadhon 1431 H
Alhamdulillah, fadhilah rhomadhon sudah selesai..
Bulan ini para malaikat, seluruh penjuru langit dan bumi mendoakan orang2 yang berpuasa..Dimana amalan sunah seolah menjadi wajib, Bagaimana Rosululoh mengencangkan ikat pinggangnya kemudian senantiasa beribadah pada bulan ini..
Hingga malaikat memuji Rosululloh atas kedermawannya pada bulan ini melebihi hembusan angin..
Majelis  ta’lim dimana2..
Do’a dikabulkan..
Semua muslim bergegas mencari pahala..
Masjid2 penuh dengan jamaah..
Tadarus ramai di masjid, dirumah2..
Para malikat turun menaungi orang2 yang terjaga, yang mengisinya dengan dzikir dan tadarus..
Kaki2 ringan untuk beribadah..
Alloh meniupkan suasana kerinduan ini kedalam jiwa2 muslim, dan khusyuk tak susah lagi..
Ini yang kurindukan…
Terjaga tiap malam2 Romadhon untuk sekedar memadu kasih dengan Sang Kekasih..
Hingga tak lelah bibir ini mengucap kalimat syukur..
Bulan penuh kerinduan…kerinduan terhadap Sang Kekasih..
Kerinduan terhadap suasana Romadhon..
4 Romadhon 1431 H
Pagi ini kembali ke MBS …
Untuk berbagi ilmu dengan anak anak..dan menjaga mereka..semampuku.
Naik sepeda motor, …menikmati perjalanan gamping prambanan..jalanan masih sepi, karena aku berangkat pagi pagi sekali..
Sebelum dzuhur, aku ngajar di kelas 7 aqidah..ini mata melajaran baru yang aku ampu..ternyata lebih mudah menyampaikan materi ini dibandingkan materi muthola’ah( pelajaran yang ku ampu juga)…
Hari ini ada rapat guru, di sampaikan kepala sekolah melalui sms..diminta membawa silabus, prosem dengan SK dan KD nya..
Selesai mengajar, aku baru memulai mengerjakan PR dari kepsek yang sudah seminggu lalu itu..dan jam 2 siang, rapat dimulai..
Alhamdulillah..aku bisa tenang mengikuti rapat, karena aku sudah menyiapkan semuanya..
5 Romadhon 1431 H
Aku selalu punya alasan untuk malas malasan..Astaghfirullohal’adziim..
Namun semangat pagi ini tidak akan aku biarkan..
Aku langsung mandi , agar malasku hanyut bersama daki2 ku ;P

Dapat sms dari Titis, teman smpku. Dia ngajak pengajian di maskam UGM. Semangatku terpompa kembali. Mungkin titis tidak tau kalau aku di prambanan..jika tau, mungkin dia tidak mengajakku..
Meskipun jam 10.00 aku mengajar, aku tetap bergegas ke maskam..aku ingin menemukan ruhku kembali di masjid yang penuh dengan kenangan indah itu..
aku selalu merindukan waktu bersama teman2ku di tempat itu..kami bersama2 saling mengingatkan dalam kebenaran dan kebaikan.
Sesampaiku di maskam, ternyata benar..aku sangat merindukannya..
Dulu…
aku bersama teman2ku belajar agama, dan semuanya di tempat ini..
tempat ini selalu mengikat batinku untuk selalu mengenangnya hingga saat ini..
Diatas rumput belakang tulisan besar itu kami berdiskusi tentang iman dan hikmah..aku ingat sekali. Di tempat itu juga kami ungkapkan permasalahan kami dan berbagi, itu yang membuat kami saling mengerti dan saling memiliki.
Dipojok atas masjid itu, kami berbicara tentang dakwah, bercerita tentang kondisi sekolah masing2..
Disamping penyangga besar itu, aku menunggu teman2ku..
Didekat tempat wudhu itu, kami berbicara masalah rihlah,
hmmm…Indira, bagaimana kabarnya sekarang?? Inspirasiku..teman sekaligus tauladanku, tak pernah mengeluh..sholihah..cerdas..dan selalu berkesan bagiku..
Aku ingin menangis merindukan itu semua..
Aku sedih, dimana aku sekarang??
Aku berada pada rentetan dosa yang pernah kita diskusikan dulu..
Menyedihkan sekali, seakan aku tidak bisa menghindar…
Alloh..
Apakah cinta itu masih ada untukku??
7 Romadhon1431H
Malam ini aku berniat untuk melanjutkan membaca Tamasya ke Syurga..tetapi tak kusangka, anak2ku berdatangan untuk belajar bersamaku..
Hingga  jam 10.00 malam.
Yang membuatku tidak tenang, Ada salah satu anakku marah  karena tidak aku perhatikan..aku sedih sekali..padahal…!!(Astaghfirullohal'adziim..)
Aku jadi teringat ibu dan guruku..
Apa dulu aku seperti anak ini, Hingga aku mengalami situasi ini??
Aku merasa bersalah sekali..
Tapi bukankah selama ini aku selalu berusaha untuk memahami mereka??
Anakku…maafkan aku..
Subhanalloh..
Aku mendengar hafalanmu..anak2ku..
Kalian amanahku,
Walaupun terkadang aku lelah..jiwa dan ragaku..untuk sekedar bersabar menghadapi kalian..
Seandainya kalian mengerti... tapi belum waktunya kalian mengerti..
Sulit bagi kalian menahan ego kalian ..melakukan sesuatu yang tidak kalian sukai..dan sulit bagi kalian memahami etika yang harus kalian mengerti..
Bagi kalian, orang lain bukan siapa2 kalian, kalian yang paling benar, kalian yang paling tau, kalian yang paling mampu..
Dan aku berharap, jika tidak saat ini..mungkin suatu saat nanti kalian akan tau, apapun yang kami lakukan adalah untuk kebaikan kalian...
Read more
 

Pelita Kalam Design by Insight © 2009