Belajar Ikhlas Seumur Hidup


Ikhlas memang tidak mudah. Satu hal yang mesti kita tau, bahwa apa yang kita putuskan itu adalah pilihan kita, dan memang Alloh yang menghendaki semua itu.
Kita hanya butuh keberanian untuk memutuskan sesuatu, dan menghadapi segala kemungkinan yang akan  terjadi. Perlu kita yakini, hanya Alloh yang mampu menolong kita, sesulit apapun rintangan yang harus kita hadapi.
Nyatanya, selama ini yang paling sulit kuhadapi adalah mengendalikan diri sendiri  dibandingkan faktor di luar itu.
Mengendalikan diri untuk tidak menyianyiakan kesempatan, memilih kesenangan sesaat, tidak menggunakan waktu dengan baik, dan mengendalikan diri yang lainnya.
Usia bisa saja bertambah, namun keberanian kita untuk memutuskan sesuatu dengan penuh tanggung jawab apakah sudah kita lakukan?
Apakah kebaikan yang kita tau sudah kita lakukan?
  Walaupun kebaikan dan kebenaran itu relatif, abu2 bagi masing2 orang, namun kita juga harus menghargai diri sendiri, bahwa kita boleh punya kebaikan, kebaikan menurut cara pandang kita sendiri. Urusan benar menurut pandangan orang lain, cukup menjadi  pembelajaran bagi kita nanti. Saat ini adalah bentuk dari proses pembelajaran kita di waktu lalu. Pengalaman masing orang berbeda, jadi wajarlah mempunyai kebaikan dan kebenaran dari sudut pandang yang berbeda.
Aku jadi teringat cerita tentang  tiga orang buta yang memegang gajah dari arah yang berbeda. Orang buta pertama bilang, gajah itu pipih dan lebar, karena dia sedang memegang telinga gajah.
Orang buta ke dua bilang, gajah itu panjang, karena dia yang memegang belalai gajah.
Dan buta yang ke tiga bilang, gajah itu besar, karena dia sedang meraba perut gajah.
Ada lagi, cerita tentang orang yang melihat gunung dari sudut pandang yang berbeda. Di satu sisi, gunung berupa bebatuan, di sisi lain berupa aliran sungai, dan sisi yang lainnya lagi berupa pepohonan.
Masing-masing mereka tidak salah, walaupun tidak sempurna benar.
Seperti itu juga kita, melihat sesuatu dari  latar belakang masing. 
Kebenaran  yang sebenarnya hanya datang dari Alloh, dan hanya yang Alloh kehendaki saja yang akan bisa mendekati kebenaran yang sesunguhnya
Makanya, bagi kita, cukup saja belajar, memutuskan dan berbuat, cukup Alloh yang menempatkan posisi kita.
Ikhlas dan tawakal saaajaaa...

Read more

Belajar Bersepeda

Read more

I give You all my love.. Alloh..

Read more

Kekuatan Mimpi


Read more

targhib ramadhan

Ruhiyah untuk Ramadhan perlu kita bangun dari sekarang . Meskipun begitu, pasti tidak ada puas untuk cinta yang menenangkan ketika melakukan ketaatan. Didalam ingatan kita selalu tergambarkan bahwa Ramadhan adalah rangaian peristiwa romantis. Dengan segala keindahan yang Alloh anugrahkan pada bulan itu, kita akan merasa mudah untuk melakukan penghambaan dengan penuh rasa rindu. Bangun di 1/3 malam terakhir terasa ringan di banding bulan lainnya. Bahkan dalam rokaat yang banyak pun kita mampu melakuannya, itulah kekuatan cinta. Alloh benar2 telah menanamkan rasa ini. Bukan hanya dengan berbagai lipatan pahala yang Alloh tawarkan, namun atmosfirnya cukup membuat kita melihat segalanya menyenangkan…. Dalam sebuah riwayat diceritakan, “ketika Alloh mencintai seorang fulan, maka Alloh akan mengabarkannya kepada malaikat. Kemudian malaikat akan mengabarkan kepada seluruh penjuru langit dan bumi bahwa Alloh mencintai fulan. Maka semua yang ada di langit dan bumi akan mencintai fulan.” Cukuplah hati kita yang satu ini kita kembalikan kepadaNya. Kita serahkan seutuhnya untukNya. Dengan begitu kita akan tau bagaimana hati bercerita tentang keyakinan, tentang kekuatan, tentang kedamaian, tentang keselarasan, tentang kesempurnaan, dan tentang banyak hal… Syamil ilmu Alloh. Robb, Pembimbing yang Sempurna. Mengajarkan kita segalanya dalam ranah yang tidak terjangkau siapapun.
Read more

Sadarkah kita, sebentar lagi Romadhan….???


 “Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Alloh dan dimuliakan olehNya. Di bulan ini nafas2mu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal2mu diterima, dan doa2mu diijabah. Bermohonlah kepada Alloh Robbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Alloh membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitabNya.” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Waktu, datang terasa singkatnya, pergi terasa cepatnya. Tiba2 Romadhan sudah akan tiba. Dan kita masih seperti ini.
Waktu pada dasarnya adalh saat2. Saat dimana kita mengisi waktu dengan sesuatu, maka sesuatu itu yang memberi arti pada waktu kita. Apa yang kita lakukan, apa amal yang kita perbuat,. Semua itu yang akan member makna pada waktu. Bila kita baik, maka waktu punya arti yang yang baik. Dan sebaliknya.
Hari ini, waktu yang terus berlalu itu hampir menyempurnakan kembali siklus satu tahunnya. Rasanya, belum terlalu lama kita bercengkrama dengan bulan Romadhon..melakukan berbagai aktifitas ibadah didalamnya, mudik, lebaran, dan sebagainya…
Tidak banyak yang berubah dari kita, setelah melewati madrasah Romadhan tahun lalu. Bahkan masih saja kita seperti tahun lalu..miskin ibadah, minim amal, dan sedikit amal.
Sekarang ini kita diketuk, diingatkan akan kian dekatnya bulan Ramadhan ditengah ketidak berdayaan kita menaklukkan tuntutan duniawi. Sebab, mungkin kita punya hutang puasa yang belum terbayar, atau kita punya prestasi ibadah yang kurang di bulan itu dan kita punya azzam untuk memperbaikinya.
Kita harus sadar, bahwa kelalaian kita lebih banyak. Kesibukan kita lebih beragam. Terkadang satu bulan waktu kita, berlalu tanpa terasa karena kesibukan kita yang sepertinya tidak memberi kita jeda untuk beristirahat. Untuk itu kita harusu berdoa memohon kepada Alloh, agar senantiasa diingatkan untuk perbaikan ruhani kita dalam rangka penyambutan bulan Romadhon, agar kita lebih siap menjalnkan target2 ibadah didalamnya.
Kita masih mempunyai kesempatan untuk memperbanyak doa, membersihkan hati, menyucikan jiwa, meluruskan niat agar doa kita diterima oleh Alloh..
Mudah2an Alloh masih mengizinkan kita untuk menyaksikan hilal sebagai pertanda bulan Ramadhan, kemudian melanjutkan doa kita dengan, “ Alloh Maha Besar, ya Alloh, jadikanlah hilal ini yang membawa keimanan dan keamanan, keselamatan dan islam, serta taufik kepada segala yang dicintai dan di cintai Rabb kami. Alloh.”(HR Ahmad dan Ad Darimi)
Meri kita membersihkan diri, menyesali segala perbuatan yang melanggar perintahnya, dan bertekad untuk konsisten dalam melakukan ketaatan kepadaNya.
Selain itu persiapan lain kita adalah memperbaiki hubungan kita dengan orang2 disekitar kita, sehingga jangan sampai kita mendekati Romadhan dengan membawa permusuhan pada sesama.bersihkan diri kita dari dengki, adu domba, mencela atau menyakiti hati orang lain karena pahala kebaikan kita akan ditangguhkan sampai orang tersakiti mau memaafkan kesalahan kita.
Mari kita bersegera untuk bertaubat, karena kelalaian kita diwaktu lalu, bahkan saat ini…
Rosululloh saw pernah bersabda,” wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Alloh, dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya aku bertaubat seratus kali dalam sehari.”
Itu Rosululloh saw, yang maksum…bagaimana dengan kita??
Dan persiapn kita dalam penyambutan Romadahon bukan ketika sudah memasuki bulan Ramadhan. Setelah memasuki bulan Ramadhan, dan kita betul2 telah berpuasa disiang harinya barulah kita memasuki majelis2 ta’lim duduk dengan tenang mendengarkan nasehat2 dari penceramah yang mengingatkan kita akan keutamaan, keistimewaan, keberkahan Ramadhan, serta ketaatan yang dapat kita optimalkan didalamnya.
Sebelum kedatangan Ramadhan kita tidak pernah mencoba untuk mengingat, berdiskusi, atau membuka lembaran2 buku tentang keistimewaan Ramadhan. Inilah kelalaian yang menjadi kebiasaan kita.
Ibadah itu tidak akan kita temukan kenikmatannya kecuali jika kita menyiapkan jiwa yang lapang untuk menerimanya, serta mengetahui bahwa ibadah itu penting untuk kita lakukan, sehingga akan muncul sebuah kerinduan untuk melakukannya.
Read more

Pesan Alloh...


Minggu2 ini santer diberitakan meninggalnya  KH Zainudin MZ. Seorang sholeh yang telah mendahului kita diambil oleh Alloh… bagi orang lain mungkin ini hanya berita heboh sesaat, yang tidak lama kemudian hanya akan terlupakan tanpa dampak sedikitpun…
Namun, disisi lain hal  ini cukup membuat kita belajar,, rosululloh saw pernah bersabda..mirdas Al Aslami, ia berkata, Rosululloh bersabda: “orang2 shalih telah meninggal, secara bertahap, sehingga tinggallah manusia yang buruk sebagaimana gandum atau kurma yang buruk(sesudah diambil yang bagus2nya)yang sama sekali tidak dipedulikan Alloh”…(HR Bukhori dan Muslim)
Abdulloh bin ‘amr, ia berkata:” aku pernah mendengar Rosululloh saw bersabda, Alloh tak akan mencabut ilmu secara langsung dari tengah tengah manusia, melainkan dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga jika sudah tidak ada lagi seorang berilmu, manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh,lalu memberikan fatwa tanpa berdasar ilmu, sehingga mereka semuanya sesatdanmenyesatkan” (HR Bukhori dan Muslim)
Mari kita lihat diri kita,, apakah keberadaan kita saat ini merupakan kesempatan yang diberikan Alloh untuk menjadi orang yang sholeh, atau sebaliknya? Orang yang dibiarkan dalam kelalaian dan tidak tau apa yang sebenarnya dicari...?
Bayangkan saja, ketika kita saat ini tidak peduli dengan ilmu agama..bagaimana nasib generasi kita selanjutnya??10th, 20th, apalagi puluhan tahun kemudian?anak2 kita, cucu kita, dan generasi2 selanjutnya..
Islam datang dalam keadaan terasing, dan akan kembali terasing…
Jangan sampai generasi setelah kita merasa asing dengan cara hidup islam,,
cara hidup yang diakui oleh Alloh...
Dan semoga mereka akan  tetap bangga terhadap kemuslimannya…
eksis dengan aktifitas ketaatannya...
untuk itu, 
Kita butuh ilmu…
kita butuh guru…
kita butuh teladan,,,
mari kita sama2 belajar,,, Alloh sudah memberi sarana buat kita…
kita tidak perlu berjalan kaki selama berhari2 bahkan berbulan2 di padang pasir hanya untuk mendapatkan satu hadist dari gurunya…seperti yang dilakukan Imam Ahmad bin Hambal atau ulama terdahulu..
 kita cukup menikmati jerih payah mereka…
mmm…
sebentar lagi bulan Romadhon, mari kita charge juga ruhiyah kita…
kita bangun kembali semangat kita...
mohon maaf lahir bathin ya..

Read more
 

Pelita Kalam Design by Insight © 2009