Waktu, datang
terasa singkatnya, pergi terasa cepatnya. Tiba2 Romadhan sudah akan tiba. Dan
kita masih seperti ini.
Waktu pada
dasarnya adalh saat2. Saat dimana kita mengisi waktu dengan sesuatu, maka
sesuatu itu yang memberi arti pada waktu kita. Apa yang kita lakukan, apa amal
yang kita perbuat,. Semua itu yang akan member makna pada waktu. Bila kita
baik, maka waktu punya arti yang yang baik. Dan sebaliknya.
Hari ini, waktu
yang terus berlalu itu hampir menyempurnakan kembali siklus satu tahunnya.
Rasanya, belum terlalu lama kita bercengkrama dengan bulan Romadhon..melakukan
berbagai aktifitas ibadah didalamnya, mudik, lebaran, dan sebagainya…
Tidak banyak yang
berubah dari kita, setelah melewati madrasah Romadhan tahun lalu. Bahkan masih
saja kita seperti tahun lalu..miskin ibadah, minim amal, dan sedikit amal.
Sekarang ini kita
diketuk, diingatkan akan kian dekatnya bulan Ramadhan ditengah ketidak
berdayaan kita menaklukkan tuntutan duniawi. Sebab, mungkin kita punya hutang
puasa yang belum terbayar, atau kita punya prestasi ibadah yang kurang di bulan
itu dan kita punya azzam untuk memperbaikinya.
Kita harus sadar,
bahwa kelalaian kita lebih banyak. Kesibukan kita lebih beragam. Terkadang satu
bulan waktu kita, berlalu tanpa terasa karena kesibukan kita yang sepertinya
tidak memberi kita jeda untuk beristirahat. Untuk itu kita harusu berdoa
memohon kepada Alloh, agar senantiasa diingatkan untuk perbaikan ruhani kita
dalam rangka penyambutan bulan Romadhon, agar kita lebih siap menjalnkan
target2 ibadah didalamnya.
Kita masih
mempunyai kesempatan untuk memperbanyak doa, membersihkan hati, menyucikan
jiwa, meluruskan niat agar doa kita diterima oleh Alloh..
Mudah2an Alloh
masih mengizinkan kita untuk menyaksikan hilal sebagai pertanda bulan Ramadhan,
kemudian melanjutkan doa kita dengan, “ Alloh Maha Besar, ya Alloh, jadikanlah
hilal ini yang membawa keimanan dan keamanan, keselamatan dan islam, serta
taufik kepada segala yang dicintai dan di cintai Rabb kami. Alloh.”(HR Ahmad
dan Ad Darimi)
Meri kita
membersihkan diri, menyesali segala perbuatan yang melanggar perintahnya, dan
bertekad untuk konsisten dalam melakukan ketaatan kepadaNya.
Selain itu
persiapan lain kita adalah memperbaiki hubungan kita dengan orang2 disekitar
kita, sehingga jangan sampai kita mendekati Romadhan dengan membawa permusuhan
pada sesama.bersihkan diri kita dari dengki, adu domba, mencela atau menyakiti
hati orang lain karena pahala kebaikan kita akan ditangguhkan sampai orang
tersakiti mau memaafkan kesalahan kita.
Mari kita
bersegera untuk bertaubat, karena kelalaian kita diwaktu lalu, bahkan saat ini…
Rosululloh saw
pernah bersabda,” wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Alloh, dan mohonlah
ampun kepadaNya. Sesungguhnya aku bertaubat seratus kali dalam sehari.”
Itu Rosululloh
saw, yang maksum…bagaimana dengan kita??
Dan persiapn kita
dalam penyambutan Romadahon bukan ketika sudah memasuki bulan Ramadhan. Setelah
memasuki bulan Ramadhan, dan kita betul2 telah berpuasa disiang harinya barulah
kita memasuki majelis2 ta’lim duduk dengan tenang mendengarkan nasehat2 dari
penceramah yang mengingatkan kita akan keutamaan, keistimewaan, keberkahan
Ramadhan, serta ketaatan yang dapat kita optimalkan didalamnya.
Sebelum kedatangan
Ramadhan kita tidak pernah mencoba untuk mengingat, berdiskusi, atau membuka
lembaran2 buku tentang keistimewaan Ramadhan. Inilah kelalaian yang menjadi
kebiasaan kita.
Ibadah itu tidak
akan kita temukan kenikmatannya kecuali jika kita menyiapkan jiwa yang lapang
untuk menerimanya, serta mengetahui bahwa ibadah itu penting untuk kita
lakukan, sehingga akan muncul sebuah kerinduan untuk melakukannya.
3 komentar:
mmm...gt y
iya begitu kurang lebih.. :)
hehehe
Posting Komentar