qurrota a'yun


10 maret 2011
      Wahai jiwa2 yang tenang..damailah dalam cinta, ketaatan, ketawadzukan, kerelaan, kesabaran, dan rasa syukur…
Mencoba mengeja apa yang sebenarnya ada di fikiranku waktu itu dan saat ini…
Kembali mengajar salah satu caraku untuk penjagaan diri. Aku teringat, ketika semua keputusan telah aku pilih..Dan ketentuan Alloh menjelaskan kepadaku tentang ketidak pastian..hmm,,cukuplah itu sebagai pelajaran berharga untukku..pelengkap cerita tiap episode kehidupanku..
Aku bingung, ketika ada yang menanyakan status sosialku..
Apakah dengan begitu mereka akan lebih bisa mengenal seseorang?? Atau dengan begitu, mereka mulai menentukan sikap?? Bagaimana bersikap dengan seorang pengajar?pegawai? pelajar?pengusaha?pengangguran?
Apakah dengan status sosial yang seperti itu aku dikenal?
Aku tidak peduli, mereka menganggapku siapa, aku tetap menjalani keseharianku sebagai seorang pengajar, pembelajar, pegawai, pedagang atau bahkan pengangguran menurut mereka, dengan berfikir dan usaha…bukan sikap acuh, yang tentu mereka tak ingin tau tentang hal ini..
Aku berusaha menikmati keseharianku sebagai seorang pengajar. Bersama dengan anak2, adalah salah satu caraku menghibur diri. Anak2ku, mereka bersikap jujur, mereka menyampaikan apa saja yang mereka rasakan. Tak ada yang tertahan. Hal yang menarik buat mereka adalah jajanan dan mainan. Itu motivasi terbesar mereka untuk mau berteman dan melakukan sesuatu. Aku nyaman bersama mereka, walaupun terkadang terdapat anak yang tidak bisa diatur, dan punya kecenderungan kurang baik..namun itu tidak mengurangi rasa bahagiaku  ketika bersama mereka..
Ketika melihat mereka mengeja huruf hijaiyyah, dengan terbata-bata, kemudian melihatku, tatapannya seolah ingin memintaku untuk memberi tau, (ustazah itu huruf apa?)..membuatku sangat menyayangi mereka. Membersamai mereka menghafal surat pendek, asmaul husna, nama2 surat, hadist, doa, dan bernyanyi, itu hal yang mengesankan bagiku. Ada yang cedal, salah lafal, ada yang bertanya mencela, keji, itu apa, dan sebagainya, itu hal yang mengesankan bagiku. Mereka punya banyak keunikan yang sering membuatku tak bisa menahan tawa…
berjoget ala Michael Jackson waktu senam sehat…
bibirnya manyun waktu di godain temennya…
menyembunyikan mainan dibalik badannya, agar tidak ketahuan olehku kalau sedang membawa mainan temannya…
pecinta kipas angin, diminta cerita..dia bercerita membeli kipas angin Pnsc bersama bapaknya. Di minta menggambar bebas, dia menggambar kipas angin. Waktu yang lain mengikuti rutinitas jurnal pagi, dia mengambil kursi dekat kipas angin…tangannya muter2 seperti kipas angin. Di minta menulis huruf menggunakan buku kotak, dia menggambar kipas angin…tetapi ketika aku Tanya nama2 surat, hafalannya lebih banyak dari teman yang lainnya..qiroatinya jauh meninggalkan teman2nya.anak ini yang memanggilku ustadzah nuyul. Memang anak ini tidak bisa bilang ‘r’. Kosakata kromo inggilnya mungkin lebih banyak anak ini di banding aku..dia pintar berbahasa kromo inggil.
bersama mereka aku belajar…disamping semua kebahagiaan itu, ada 2 hal yang aku khawatirkan…
1. aku tidak sengaja memberi contoh yang tidak baik
2. aku tidak bisa mengatasi anak yang mempunyai kecenderungan sering berbuat buruk dan mempengaruhi teman yang lainnya
 Sebelum berangkat, energy terbesarku untuk melangkahkan kaki sebagai seorang pengajar, dan mereda kekhawatiranku itu adalah dengan do’a ibu. Ibu akan selalu tulus memberi. Dan aku akan terus belajar…mereka guru2 kecilku, yang menilaiku apa adanya…semoga niatku untuk selalu mencari lingkungan yang baik ini selalu Alloh jaga..amin..

0 komentar:

Posting Komentar

 

Pelita Kalam Design by Insight © 2009